Assalamualaikum semuanya~
Buat sebagian pembaca blog ini, pasti tahu kalau tahun kemarin aku memenangkan hadiah berupa perjalanan Umroh dari Aishaderm. Rasanya masih kayak mimpi bisa berkunjung ke rumahNya dan kebetulan bisa membawa calon dede di perut dan suami.

"emang hamil bisa ikut umroh?"

"Boleh umroh pas hamil, asalkan sudah suntik meningitis sebelum hamil. Dan pertimbangkan untuk pergi umroh saat semester kedua kehamilan yaitu usia kandungan 4-7 bulan karena usia kandungan sudah kuat. Dan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter kandungan kalian ya, jangan memaksakan berangkat Umroh apabila kandungan kalian tidak kuat."
Kalau dilihat timelinenya, aku mengikuti acara Final Aishaderm di Yogyakarta adalah bulan mei 2018. Nah semenjak diumumkan menjadi pemenang, pihak mereka baru memberi kepastian hadiah di bulan November 2018. Karena waktu itu belum ada kepastian soal kapan dan bagaimana proses keberangkatan, suamiku berinsitif menyuruhku untuk suntik meningitis dulu di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung Wilayah Indramayu. Karena memang syarat untuk suntik meningitis adalah tidak pada saat hamil. Aku sendiri suntik meningitis akhir bulan Juni 2018, bahkan waktu itu aku sempat minta testpack yang disediakan disana (dan testpack tersebut yang menjadi testpack pertama saat mengetes kalau aku positif hamil)

Gak disangka-sangka, pas 2 bulan setelah suntik meningitis, aku dinyatakan hamil! Padahal, aku dan suami sudah menikah sejak 3 tahun sebelumnya dan sampai saat suntik meningitis itu aku belum diberi momongan. Sempat was-was juga karena takut ada efek habis suntik menigitis, alhamdullilah kata dokter kandunganku aman-aman saja. Menurutku itu jadi salah satu tanda keajaiban yang diberikan oleh Allah.

Dengan berbagai pertimbangan dan tentunya kesiapan, aku berpikir akan umroh ketika sudah lahiran saja dan dede sudah siap ditinggal pergi lama, yahh kira-kira usia 5 bulan. Nah, saat itu aku memnag tidak cerita ke mertuaku kalau hadiah umrohnya sudah siap sejak bulan november karena pertimbangan mertua sedang sibuk-sibuknya. Aku inget banget saat malam tahun baru dan keluarga mertua kumpul dirumahku,  mertua bertanya, jadi kapan berangkat umroh? Aku jawab nanti habis lahiran saja. Beliau yang kebetulan pelatih KBIH juga tiba-tiba nyeletuk "kenapa gak sekarang aja?, kan syarat sudah lengkap, kandungan juga aman sudah masuk semester dua, sudah boleh terbang". Di situ aku langsung galau, karena kondisi lagi hamil muda, apalagi suami juga gak kepikiran untuk nemenin karena terkendala biaya. Aku sendiri was-was apabila berangkat sendiri, mengingat ini pengalaman pertamaku naik pesawat, keluar negri, jauh pula.

Aku pun  waktu itu ngotot, kalau berangkat sekarang tolong lah ditemenin. Aku takut berangkat sendiri. Suami pun ikutan pusing karena mikir biaya darimana, apalagi dadakan banget. Saat itu juga suami mulai berpikir mencari hutangan, salah satunya ke agen leasing dll. Dan tiba-tiba saja suami berpikir untuk menghubungi bapak kandungku. Padahal hubunganku dengan bapak memang kurang baik, karena memang sudah berpisah dengan ibuku cukup lama kira-kira 7 tahun dan beliau sudah punya keluarga sendiri. Suamiku ingat karena beberapa bulan sebelumnya bapakku umroh dan beliau bilang nanti akan bantu kalau aku mau umroh juga. Disitulah suamiku cerita lewat telpon dan bilang semua keluh-kesah dan jawabnya "yaudah mau berangkat kapan? butuh berapa juta?" Disitu aku masih gak percaya kalau bapakku mau bantu biaya umroh suamiku. Lah dari jaman sekolah-kuliah sampai nikah aja dia gak banyak berkontribusi kok, bahkan pas aku nikah beliau sama sekali gak bantu membiayayai. Mungkin ini yang namanya roda kehidupan, kadang dia di bawah, kadang dia di atas. Antara percaya gak percaya,  2 hari sejak telpon tersebut, uang untuk umroh suami sudah di transfer ke rekeningku.

Oke, satu masalah terselesaikan, ada masalah lain karena saat januari itu usia kandunganku sudah jalan 6 bulan. Nah, syarat maksimal terbang luar negri adalah 8 bulan/32 minggu. Makanya aku berpikir harus cari travel umroh yang bisa berangkat paling mentok bulan Februari 2019. Akhirnya ketemulah salah satu travel umroh di Cirebon yang sedang promo dengan biaya 20,5 juta, dengan keberangkatan sebanyak 305 orang. Karena aku baru daftar januari pertengahan, bener aja untuk umroh dengan promo tersebut sudah penuh. Dengan berbagai cara aku meyakinkan kalau aku pengen banget ikut promo tersebut mengingat budget suami juga adanya segitu. Hal ini sempat bikin aku stress karena hampir aja batal berangkat karena proses nya cukup berbelit-belit. Ada deh hampir 2 minggu aku bolak-balik Cirebon sampai ninggal kerjaan. Hampir tiap malam aku nangis karena galau jadi berangkat atau gak, tapi aku diingatkan oleh teman "kalau mau berkunjung ke rumah Allah memang banyak cobaanya". Coba kalau pas waktu itu aku berpikiran untuk menyerah, mungkin Allah bakal ngeijabah doaku gak jadi berangkat umroh. 
Pas banget usia kandunganku 7 bulan saat foto ini
Tapi emang Allah itu punya jalannya, ternyata ada 2 orang yang membatalkan keberangkatan dikarenakan tahun kemarin pernah umroh. Sampai mas-mas travelnya bilang "ibu doanya apa kok bisa pas ada 2 orang yang gagalin?". Doanya karena galau tiap malam nangis ngadu ke Allah hehehe. Akhirnya dengan segala lika-liku, aku dan suami fix berangkat umroh pada tanggal 21 Februari 2018 dengan usia kandungan 27 week.

Fiuhh...lumayan panjang ya ceritanya? nanti aku share di part 2 tentang bagaimana rasanya umroh saat hamil usia 7 bulan.