Tampilkan postingan dengan label Hijrah Bersama Aishaderm. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hijrah Bersama Aishaderm. Tampilkan semua postingan
Ketika persiapan umroh sudah lengkap, ada hal penting banget yang perlu dipertimbangkan yaitu konsultasi dokter kandungan. Jauh-jauh hari aku sudah bilang ke dokterku kalau mau umroh, jadi kira-kira 1 minggu sebelum keberangkatan aku konsul sekalian minta surat ijin terbang. Kalau memang dokter mengatakan tidak ada masalah dikandungan, janin sehat dan aku dirasa kuat maka dokter akan mengijinkan. Tapi kalau memang dokter tidak mengijinkan mending jangan ambil resiko, soalnya aku denger ada peserta umroh sampai harus lahiran di wc hotel di Mekah, padahal usia kandungan masih 7 bulan, kasian kan ribet ngurusnya kalau lahir di sana.
Foto diatas rooftop Masjidil Haram dengan background Tower Zam-zam, pas dengan usia kandunganku menginjak 7 bulan
Oh ya, tiap maskapai penerbangan punya ketentuan usia kandungan untuk ijin terbang. Karena aku menggunakan Garuda, usia maksimal terbang adalah 32 minggu alias 8 bulan. Jadi bisa dibilang aman karena saat berangkat usia kandunganku pas banget 27 minggu alias 7 bulan. Tibalah hari H keberangkatan umrohku dan suami, dokumen yang perlu disiapkan ditunjukan saat check in adalah adalah surat ijin terbang. Aku pikir bakal gimana-gimana ternyata sama petugasnya cuma dilihat sekilas aja huhuhu.
Kemudian yang perlu disiapkan adalah fisik karena perjalanan pesawat cukup lama, yaitu 9 jam karena pesawatku tanpa transit. Senangnya aku dapat seat samping jendela plus ini pengalaman pertama kali naik pesawat jadi segala nervous dan ketakutan hilang, yang ada adalah kenorakan hahaha. Alhamdullilah selama 9 jam itu tidak ada masalah kecuali sering bolak-baik wc karena gampang pipis, itung-itung sambil jalan-jalan biar kaki gak bengkak.
Nah ternyata tidak semua semulus itu ferguso, karena begitu datang rute dari travel adalah langsung ibadah umroh. Aku yang terhitung jetlag, begitu datang langsung ibadah. Lalu lokasi hotelku sekitar 500 m dari Masjidil Haram yaitu dibelakang tower zam-zam masih naik lagi, lumayan juga bagi ibu hamil yang sebelum hamil aja jarang jalan jauh hehehe.
Sebelum ibadah umroh wajib, foto dulu di depan tower zam-zam
Ibadah umroh wajib adalah Tawaf-Sa'i-Tahallul, karena masih terbawa perasaan, masuk kawasan Masjidil Haram aku nangis, apalagi pas Tawaf liat Ka'bah secara langsung. Alhamdullilah Tawaf berjalan lancar dan tidak berdesakan karena saat itu kelompokku melaksankan setelah Isya. Nah tibalah saat Sa'i, aku sudah mempelajari total berjalan adalah sekitar 3,8 km dari 7 putaran Safa-Marwah. Yang bikin mungkin kurang nyaman adalah kecepatan jalan dari ustad yang mendampingi. Dengan beban kandungan 7 bulan, efek jetlag, dan jarang jalan kaki jauh. Plus speed jalannya yang lumayan kenceng, walhasil langsung kerasa di pinggang ke bawah itu rasanya waw banget. Saking waw nya sampai pas nyampe hotel dan tidur, malamnya aku ngelindur kesakitan (itu kata teman sekamarku). Kalau boleh jujur itu sakitnya lumayan banget, hampir mirip lah sama sakit kontraksi. Apalagi aku cuma bawa suplemen seperti zat besi dan kalsium, gak bawa pereda nyeri dan sejenisnya, apalagi rada takut konsumsi seperti hemaviton atau fatigon karena tidak disarankan untuk ibu hamil.
Akhirnya solusinya, aku nyari salep pereda nyeri karena aku lupa bawa salep sampai koyo. Dan disana susah banget nyari balsem dan kawan-kawannya. Untungnya saat belanja di supermarket Al-Baraj (tower zam-zam lantai 4) aku menemukan salep pereda nyeri. Awalanya skeptis sih kayaknya bakal biasa aja efeknya kayak balsem biasa. Ternyata hasilnya benar-benar meredakan sakit dan enaknya tanpa ada rasa panas dan lengket. Kalau kalian ada kesempatan buat ibadah Umroh/Haji, carilah salep ini ya karena aku nyesel cuma beli 1 aja, disini gak ada yang jual hehehe. Namanya Moov Rapid Relief ya kalau ada yang penasaran.
Sebagai pengingat berikut dokumentasi foto-foto selama disana, oh ya bebas kok bawa smartphone ke Masjidil Haram, asal tau diri aja ya, jangan sampai mengangu orang lain.
 Di rooftop, minta fotoin sama mbak-mbak arab, ngobrolnya pakai bahasa kalbu
 Saat mau ibadah umroh kedua, perjalan mau ambil miqat
 Foto bareng merpati di terminal bis dekat hotel
Minta fotoin sama asgar alias security disana, mintanya baik-baik ya soalnya rada galak
 Foto pakai timer biar bisa dapat view lebih jelas
Foto dengan pemandangan esklator untuk menuju rooftop
 
Satu-satunya kedai ice cream paling dekat dari Masjidil Haram, rasanya alhamdulilah nikmat.
Mengunjungi Jabal Rahmah.
Potong gundul, biayanya 10 riyal
Ibadah wajib di kota Mekah sudah selesai, akhirnya harus berpisah dengan kota tercinta ini, hari ke 5 kita berangkat ke Madinah. Perjalanan memakan waktu 6 jam, karena jaman sekarang bis nya sudah bagus jadi gak kerasa sama sekali perjalanan jauh. Sampai Madinah kira-kira tengah malam dan untungnya lokasi hotel lebih dekat dengan Mesjid.
Malam pertama saat tiba di Madinah
Tantangan kedua yaitu paginya kita akan ke Raudah, yaitu taman surga yang ada didalam masjid Nabawi. Nah disitu aku teringat pernah iseng nonton video Youtube tips masuk Raudah. Salah satunya pakai jalur kursi roda, karena memang ada jalurnya sendiri dan tempat di Raudahnya juga terpisah. Aku sendiri berpikir memilih jalur kursi roda karena kalau via jalur biasa bakal berdesakan, aku berpikir disini adalah keselamatan janinku. Kebetulan juga di rombonganku ada yang menggunakan kursi roda, jadi aku menawarkan diri untuk mendorongnya, dibandingkan kalau aku harus ikut mengantri barisan biasa.
 Nenek yang aku dorong kursi rodanya. 
Antrian Raudah khusus kursi roda.
Foto suasana antrian Raudah bagian laki-laki
Sesaat setelah mengunjungi Raudah, khusus kursi roda ada dibawah mimbar dan gak bercampur dengan antrian Raudah biasa.

Dari pengalaman yang aku dapatkan setelah ikut antrian kursi roda adalah kita punya track khusus dan gak harus berdesak-desakan. Lalu jalur kursi roda itu lebih tertib, walaupun memang pasti ada aja yang modelnya nyelak-nyelak barisan. Lokasi Raudah khusus kursi rodanya sendiri terpisah dan khusus untuk kursi roda lebih luas dan waktu yang disediakan berdoa lebih lama dan gak disuruh cepet-cepet bangun. Aku hitung kayaknya sam[ai 5 menit sendiri aku ada di karpet hijau Raudah. Tips ini bisa dicoba kalau dalam rombongan  kalian ada yang menggunakan kursi roda, seenggaknya kita membantu mereka dan kita bisa sedikit lebih lama di Raudah :-)

Detik-detik suamiku sebelum jatuh sakit :-(

Nah kebalikannya sama suami aku, dia jatuh sakit sesaat setelah keluar Raudah. Badannya menggigil hebat dan muntah-muntah. Tebakannku karena suhu nya yang cukup drastis dan dingin yang nyekit banget, anginnya juga kencang. Walhasil selama di Madiha, suami lebih banyak istrirahat di kamar. Aku sendiri sebagai istri galau antara mau ninggalin suami di kamar atau ibadah. Tapi aku pikir lagi, kemarin di Mekah suamiku udah jaga aku, sekarang gantian aku yang jaga suami, toh merawat suami yang sakit juga salah satu bentuk ibadah. Jadi selama di Madinah aku banyaknya ke kamarku-kamar suami-restoran bawain makanan. Mau keluar sendiri dari hotel ke mesjid aku juga takut, mau ikut rombongan kamarku udah pada berangkat duluan.
Di hotel aja deh selama 2 hari


Tapi untungnya setelah 2 hari istirahat total, badan suamiku udah segar kembali, masih pegel-pegel tapi udah bisa beraktifitas seperti biasa. Di hari terakhir di Madinah itu kunjungan ke Mesjid Quba dan wisata kurma. Alhamdullilah semua bisa kita nikmatin berdua, eh bertiga sama dede diperut.
Di kebun kurma, dikiranya gede gitu ya ternyata cuma sepetak kayak kebon belakang rumah :-D

Foto sama kucing di kebun kurma, aku bawa dryfood dong dari Indonesia hehehe
Kesampaian nyobain Al Baik di Madinah, kalian bisa lihat dibawah ini

Dan akhirnya tibalah saat pulang ke Indonesia. Bakal kangen banget sama ibadah umroh tahun kemarin. Dan aku susah banget nyusun kalimat karena buatku ibadah umroh ini kayak mimpi. Dari yang cuma mimpi pengen keluar negeri dari blog, eh malah diturutin sekalian umroh aja.
Intinya sih, semua itu bisa didaptkan dari usaha, dan ini jadi pengingat buatku juga jangan berhenti berkarya dimanapun dan kapanpun, dan jangan lupa berdoa siapa tau dikabulin Allah :-)




Assalamualaikum semuanya~
Buat sebagian pembaca blog ini, pasti tahu kalau tahun kemarin aku memenangkan hadiah berupa perjalanan Umroh dari Aishaderm. Rasanya masih kayak mimpi bisa berkunjung ke rumahNya dan kebetulan bisa membawa calon dede di perut dan suami.

"emang hamil bisa ikut umroh?"

"Boleh umroh pas hamil, asalkan sudah suntik meningitis sebelum hamil. Dan pertimbangkan untuk pergi umroh saat semester kedua kehamilan yaitu usia kandungan 4-7 bulan karena usia kandungan sudah kuat. Dan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter kandungan kalian ya, jangan memaksakan berangkat Umroh apabila kandungan kalian tidak kuat."
Kalau dilihat timelinenya, aku mengikuti acara Final Aishaderm di Yogyakarta adalah bulan mei 2018. Nah semenjak diumumkan menjadi pemenang, pihak mereka baru memberi kepastian hadiah di bulan November 2018. Karena waktu itu belum ada kepastian soal kapan dan bagaimana proses keberangkatan, suamiku berinsitif menyuruhku untuk suntik meningitis dulu di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandung Wilayah Indramayu. Karena memang syarat untuk suntik meningitis adalah tidak pada saat hamil. Aku sendiri suntik meningitis akhir bulan Juni 2018, bahkan waktu itu aku sempat minta testpack yang disediakan disana (dan testpack tersebut yang menjadi testpack pertama saat mengetes kalau aku positif hamil)

Gak disangka-sangka, pas 2 bulan setelah suntik meningitis, aku dinyatakan hamil! Padahal, aku dan suami sudah menikah sejak 3 tahun sebelumnya dan sampai saat suntik meningitis itu aku belum diberi momongan. Sempat was-was juga karena takut ada efek habis suntik menigitis, alhamdullilah kata dokter kandunganku aman-aman saja. Menurutku itu jadi salah satu tanda keajaiban yang diberikan oleh Allah.

Dengan berbagai pertimbangan dan tentunya kesiapan, aku berpikir akan umroh ketika sudah lahiran saja dan dede sudah siap ditinggal pergi lama, yahh kira-kira usia 5 bulan. Nah, saat itu aku memnag tidak cerita ke mertuaku kalau hadiah umrohnya sudah siap sejak bulan november karena pertimbangan mertua sedang sibuk-sibuknya. Aku inget banget saat malam tahun baru dan keluarga mertua kumpul dirumahku,  mertua bertanya, jadi kapan berangkat umroh? Aku jawab nanti habis lahiran saja. Beliau yang kebetulan pelatih KBIH juga tiba-tiba nyeletuk "kenapa gak sekarang aja?, kan syarat sudah lengkap, kandungan juga aman sudah masuk semester dua, sudah boleh terbang". Di situ aku langsung galau, karena kondisi lagi hamil muda, apalagi suami juga gak kepikiran untuk nemenin karena terkendala biaya. Aku sendiri was-was apabila berangkat sendiri, mengingat ini pengalaman pertamaku naik pesawat, keluar negri, jauh pula.

Aku pun  waktu itu ngotot, kalau berangkat sekarang tolong lah ditemenin. Aku takut berangkat sendiri. Suami pun ikutan pusing karena mikir biaya darimana, apalagi dadakan banget. Saat itu juga suami mulai berpikir mencari hutangan, salah satunya ke agen leasing dll. Dan tiba-tiba saja suami berpikir untuk menghubungi bapak kandungku. Padahal hubunganku dengan bapak memang kurang baik, karena memang sudah berpisah dengan ibuku cukup lama kira-kira 7 tahun dan beliau sudah punya keluarga sendiri. Suamiku ingat karena beberapa bulan sebelumnya bapakku umroh dan beliau bilang nanti akan bantu kalau aku mau umroh juga. Disitulah suamiku cerita lewat telpon dan bilang semua keluh-kesah dan jawabnya "yaudah mau berangkat kapan? butuh berapa juta?" Disitu aku masih gak percaya kalau bapakku mau bantu biaya umroh suamiku. Lah dari jaman sekolah-kuliah sampai nikah aja dia gak banyak berkontribusi kok, bahkan pas aku nikah beliau sama sekali gak bantu membiayayai. Mungkin ini yang namanya roda kehidupan, kadang dia di bawah, kadang dia di atas. Antara percaya gak percaya,  2 hari sejak telpon tersebut, uang untuk umroh suami sudah di transfer ke rekeningku.

Oke, satu masalah terselesaikan, ada masalah lain karena saat januari itu usia kandunganku sudah jalan 6 bulan. Nah, syarat maksimal terbang luar negri adalah 8 bulan/32 minggu. Makanya aku berpikir harus cari travel umroh yang bisa berangkat paling mentok bulan Februari 2019. Akhirnya ketemulah salah satu travel umroh di Cirebon yang sedang promo dengan biaya 20,5 juta, dengan keberangkatan sebanyak 305 orang. Karena aku baru daftar januari pertengahan, bener aja untuk umroh dengan promo tersebut sudah penuh. Dengan berbagai cara aku meyakinkan kalau aku pengen banget ikut promo tersebut mengingat budget suami juga adanya segitu. Hal ini sempat bikin aku stress karena hampir aja batal berangkat karena proses nya cukup berbelit-belit. Ada deh hampir 2 minggu aku bolak-balik Cirebon sampai ninggal kerjaan. Hampir tiap malam aku nangis karena galau jadi berangkat atau gak, tapi aku diingatkan oleh teman "kalau mau berkunjung ke rumah Allah memang banyak cobaanya". Coba kalau pas waktu itu aku berpikiran untuk menyerah, mungkin Allah bakal ngeijabah doaku gak jadi berangkat umroh. 
Pas banget usia kandunganku 7 bulan saat foto ini
Tapi emang Allah itu punya jalannya, ternyata ada 2 orang yang membatalkan keberangkatan dikarenakan tahun kemarin pernah umroh. Sampai mas-mas travelnya bilang "ibu doanya apa kok bisa pas ada 2 orang yang gagalin?". Doanya karena galau tiap malam nangis ngadu ke Allah hehehe. Akhirnya dengan segala lika-liku, aku dan suami fix berangkat umroh pada tanggal 21 Februari 2018 dengan usia kandungan 27 week.

Fiuhh...lumayan panjang ya ceritanya? nanti aku share di part 2 tentang bagaimana rasanya umroh saat hamil usia 7 bulan.














Assalamulaikum,
Siapa sih yang gak pengen kulitnya terasa mulus dan bebas dari kotoran? Solusi terbaik yaitu rajin melakukan scrub saat mandi dong. Pas banget aku baru saja mencoba Aishaderm Lulur Body Brightening Scrub dengan ekstrak Kurma. Kira-kira bagaimana hasilnya saat digunakan? baca terus ya!
Nama : Aishaderm Lulur Body Brightening Scrub
Produsen : PT. DION FARMA Abadi, Yogyakarta
Netto : 100 gr
Harga : Rp.13.200
Keterangan dan Ingredients
Selain menggunakan ekstrak kurma, juga mengandung ekstrak murberry yang membantu mencerahkan kulit.
Begitu dibuka, ada seal pelindung berbahan alumunium yang membuat produknya terjaga sebelum sampai ke konsumen. Hmm, jarang-jarang nih produsen lulur lokal menciptakan inovasi seal dan patut di apresiasi.
Nah, ini dia penampakan lulur didalamnya, aku kira akan berwarna kecoklatan ala buah kurma, ternyata tekstur lulurnya berwarna putih kebiruan dengan beads/scrub kebiruan. Wanginya juga seger banget ala Aishaderm.
Teksturnya sendiri cukup encer tapi mudah diratakan, dan yang aku suka produk ini bisa juga menggantikan fungsi sabun. Karena ukuran beadsnya yang tidak terlalu besar dan gak perih digunakan walaupun setiap hari. Tapi aku sendiri menyarankan kalian cukup digunakan seminggu 3 kali, atau ketika badan sedang kotor-kotornya. Yang jelas sih aku suka banget sama aromanya yang khas ala produk Aishaderm, jadi seger kalau dipakai pagi-pagi gitu.
Kalian bisa mencari tahu tentang produk lain dari Aishaderm di :

Assalamulaikum sahabat muslimah!
Tak terasa sudah masuk pertengahan bulan juli, buat yang masih sekolah pasti sudah bersiap-siap kembali ke sekolah. Kali ini aku mau sharing tentang produk lipstik terbaru yang baru saja aku coba, yaitu Aishaderm Matte Lipstick. Produk ini di launching berbarengan dengan acara Hijrah bersama Aishaderm yang aku ikuti beberapa bulan yang lalu. 

Aishaderm sendiri punya 2 jenis lipstik yaitu seri matte dan seri glossy, sayangnya mereka belum menggeluarkan jenis lip cream seperti kebanyakan produsen makeup lokal lainnya, kita tunggu saja ya!
Nama : Aishaderm Matte Lipstick
Produsen : PT. Cosmax Indonesia untuk PT. Dion Farma Abadi
Netto : 3gr
Harga : Rp. 37.800,-
Ingredients
Kemasan lipstiknya sendiri simpel dengan warna hijau khas Aishaderm. Terdapat tulisan keterangan brand dan jenis lipstiknya dibagian kemasan. Sayangnya untuk mengetahui warna masing-masing, kita hanya bisa mengandalkan sticker yang di tempel di bagian bawah tubenya. Alangkah leih bagusnya kalau kedepannya setiap shade punya warna khas sendiri yang membedakan antara 1 warna dengan warna lainnya, jadi gak repot bolak balik kemasan.
Ada 8 pilihan warna dari seri matte lipstick ini, mulai dari warna merah sampai yang ke nude metalic, yaitu :
  1. Glamour Red
  2. Cherish Red
  3. Pink Sakura
  4. Blushing Pink
  5. Berry Nude
  6. Chic Orange
  7. Peach Orange
  8. Blomming Red
Swatch art
Btw kalian bisa tebak gak ini gambar apa?


Swatch di bibir
Swatch lengkap
01 Glamour Red
Warna merah yang bold dengan tone hangat, teksturnya sendiri cukup creamy dan mudah di aplikasikan di bibir. 
02 Cherish Red
Mirip dengan 01 Glamour Red  tapi warna merah ini punya tone kebiruan, kalau dibandingkan sekilas memang hampur gak ada bedanya sih. Tekstur juga mirip dan nyaman digunakan.
03 Pink Sakura
Warna soft pink dengan sedikit warna peach, warnanya cocok dan amsuk ke skintone aku yang sawo matang, gak terlalu neon dan gak terlalu pink. Overall aku suka dengan warna ini.
04 Blushing Pink
Warna magenta terang yang soft juga, warna ini cocok buat penggunaan sehari-hari dan warnanya manis banget.
05 Berry Nude
Salah satu warna favoritku karena warnanya nude soft yang cantik banget. Teksturnya juga nyaman cukup  nutup.
06 Chic Orange
Saru-satunya lipstik yang mengandung shimmer, karena teksturnya matte jadi lipstik ini terasa lebih kering dibandingkan warna lain. 
07 Peach Orange
Salah satu warna nude dirangkaian Aishaderm Matte Lipstick, saking nude nya, warna ini sedikit washout/bikin pucet wajahku. Tapi warna ini bisa diakalin dengan membuat efek ombre pada bibir.
08 Blomming Red
Yey warna terakhir dan warna favoritku, warna orang yang seger dan cocok dengan skintoneku! Testurnya juga nyaman dan cukup nutup warna bibir.

Overall, Aishaderm Matte Lipstick ini bisa jadi pilihan kalian untuk yang ingin mencari matte lipstick dengan pilihan warna yang beragam. Kalau kesukaannku sih warna 06 Berry Nude dan 08 Blomming Red. 

Kalau kalian pilih warna apa? sharing sama aku ya ^^